Iklan

Menu Bawah

Jadwal Waktu Imsak dan Maghrib di Jember 1445H, Ahad 24 Maret 2024

Minggu, Maret 24, 2024 WIB

     




Wajibnya Niat Puasa

Para ulama mengatakan waktu yang tepat untuk niat puasa Ramadhan adalah di malam hari, sebelum terbit fajar (Subuh). Dalam hal ini, "malam" berarti waktu antara Maghrib dan terbit fajar.


Dalam Hadits Niat Puasa Ramadhan, Rasulullah SAW mengatakan:

“Barangsiapa yang tidak berniat berpuasa sebelum fajar, maka puasanya tidak sah.”(HR. An-Nasa i dan Abu Dawud).

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban adalah bukti tambahan yang mendukung pernyataan ini:

“Barangsiapa berbuka sebelum meniatkan (puasa) pada malam hari, maka tidak ada puasa baginya,” kata Ibnu Hibban.

Jadi, waktu yang tepat untuk mengucapkan niat puasa Ramadhan adalah di malam hari, sebelum Subuh.

Sangat disarankan bagi mereka yang berencana untuk berpuasa sepanjang bulan Ramadan untuk mendekatkan diri dengan Allah dengan mengucapkan dalam hati bahwa mereka akan berpuasa, qurbatan ilallah ta ala. Dianjurkan untuk mengucapkan doa niat puasa Ramadhan dengan menghadap ke arah Kakbah atau Kiblat dan mengangkat tangan ke langit.
 

Doa-doa berikut adalah niat puasa Ramadhan yang paling umum diucapkan dalam bahasa Arab:
 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى


“Nawaitu shouma ghodin an adaai fardhi syahri Romadhoona hadzihis-sanati lillahi ta aala.”

Dengan kata lain, "Saya berniat berpuasa pada hari esok untuk memenuhi kewajiban bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta ala."


Selain itu, penting untuk diingat untuk menyelesaikan makan sepuluh menit sebelum adzan, dan kemudian membaca doa niat puasa Ramadhan yang singkat seperti yang berikut:

Wa bisawmi ghadinn nawaitu min shahri ramadan.

"Saya berniat untuk berpuasa esok hari di bulan Ramadan," artinya.

Jika Anda tidak dapat mengucapkan doa dalam bahasa Arab, Anda dapat mengucapkannya dalam bahasa Indonesia.

Saya memutuskan untuk berpuasa pada hari ini untuk Allah SWT. Saya bertujuan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Dengan kata lain, "Aku berniat untuk berpuasa hari ini untuk mendapatkan ridha Allah."


atau, "Ya Allah, dengan niat mengagungkan-Mu, kita berniat menjalankan ibadah puasa Ramadhan hari ini untuk menggapai ridha-Mu, serta untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita." Semoga Anda menerima amalan kami dan mengampuni semua dosa dan kesalahan kami. "Aamiin".
 

Karena hanya puasa wajib yang diperbolehkan selama bulan Ramadhan, niat untuk berpuasa harus diperbarui setiap hari. Dengan niat puasa Ramadhan ini, semoga ibadah kita dapat ditingkatkan.  



Ibadah saat malam hari lainnya adalah Ibadah Sholat Tarawih, Ibadah itu dilakukan pada malam harinya sebelum berpuasa di keesokan harinya.

Sholat tarawih ada beberapa perbedaan jumlah Rakaat, ada yang 8 rakaat + tiga rakaat sholat witir.

Ada juga yg 20 rakaat + 3 rakaat witir.

Doa Setelah Tarawih:


اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. 



Artinya: Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam (Sayyid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).  


Nama doa kâmilîn diambil dari redaksi pembuka doa ini yang memohon terbentuknya pribadi-pribadi sempurna (kâmilîn) dalam hal keimanan. Substansi doa ini cukup komplet, meliputi aspek duniawi dan ukhrawi, kenikmatan dan kesulitan, meminta kerbekahan malam mulia, diterimanya amal, dan lain sebagainya. 


Doa yang hampir selalu dibaca oleh umat Islam di Tanah Air ini juga termaktub dalam kitab-kitab doa ulama Nusantara, salah satunya Majmû‘ah Maqrûât Yaumiyah wa Usbû‘iyyah karya pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban, KH Muhammad bin Abdullah Faqih (rahimahullâh). 


Pada lembar pengantar, sang ayah, KH Abdullah Faqih, mengatakan bahwa doa-doa dalam kitab itu merupakan hasil ijazah dari Kiai Abdul Hadi (Langitan), Kiai Ma’shum (Lasem), Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki, dan Syekh Yasin bin Isa al-Fadani. KH Abdullah Faqih memberikan restu atau ijazah kepada siapa saja yang mengamalkan (dengan ijâzah munâwalah).   


Demikianlah lafal bacaan doa setelah shalat tarawih. Semoga kita senantiasa istiqamah dalam menjalankan shalat tarawih dan mendapat ampunan dari Allah swt pada bulan Ramadhan ini. 




Mengutip NU Online, berikut bacaan doa setelah tarawih dan witir sendiri di rumah:


أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْاَلُكَ إِيْمَانًا دَاِئمًا وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ أَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Allaahumma innaa nas'aluka iimaanan daa'iman. Wa nas'aluka qalban khaasyi'an wa nas'aluka 'ilman naafi'an. Wa nas'aluka yaqiinan shaadiqan. Wa nas'aluka 'amalan shaalihan. Wa nas'aluka diinan qayyiman. Wa nas'aluka khairan katsiiran. Wa nas'alukal- 'afwa wal- 'aafiyah. Wa nas'aluka tamaamal-aafiyah.

Wa nas'alukasy-syukra alal-aafiyati wa nas'alukal-ghinaa'a anin-naas. Allaahumma rannanaa taqabbal minnaa shalaatanaa wa shiyaamanaa wa qiyaamanaa wa takhasysyu'anaa wa tadharuu'anaa wa ta'abbudanaa wa tammim taqshiiranaa yaa allaah ya allaah ya allaah ya arhamar-raahimiin.


Waktu Pelaksanaan Sholat Witir
Waktu pelaksanaan sholat witir dikerjakan dalam rentang waktu setelah sholat isya hingga menjelang sholat subuh. Namun, dianjurkan untuk menjalankan sholat witir di awal malam sehingga menghindari kekhawatiran tidak bangun saat sepertiga malam terakhir. Dijelaskan lebih jauh melalui hadits riwayat Muslim sebagai berikut:

مَنْ عَن مِنكُمْ أَنْ لَا يَسْتَه أجره يوير أوله ومن من مِنكُمْ أنه يستيقط آخِرَهُ طُيُويرُ آخِرَهُ فَإِن صلاة أجر اللَّيْلِ مَحْضُورَةٌ وَهِيَ أَفْضَلُ


Artinya: "Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaklah dia melakukan witir di awal malam dan barangsiapa yang merasa mampu bangun di akhir malam, maka hendaklah dia witir di akhir malam, karena sholat di akhir malam dihadiri (para malaikat) dan ia lebih utama." (HR. Muslim).



Doa Setelah Sholat Witir
Selepas sholat witir umat muslim melakukan pembacaan doa. Berdasarkan hadits riwayat At-Thabrani, hadits sebagaimana di dalamnya meriwayatkan kebiasaan Rasulullah selepas menjalankan sholat witir sebagai berikut:

عَنْ أَبَيَ بْنِ كَعْبٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، وَمَدَّ بِالْأَخِيرَةِ صَوْتَهُ، وَيَقُولُ: رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوح. [رواه الطبراني]

Artinya: "Diriwayatkan oleh Ubay bin Kaab, adalah Rasulullah SAW melakukan sholat witir dengan membaca surat "Sabbihisma rabbikal a'la" (al-A'la), dan surat "Qul ya ayyuhal kafirun" (al-Kafirun) dan surat "Qul huwallahu ahad" (al-Ikhlas). Apabila telah selesai salam, beliau membaca "Subhanal malikil quddus tiga kali dengan memanjangkan suaranya pada (bacaan) yang ketiga. Kemudian beliau membaca "Rabbil malaikati war-ruh"." (HR. at-Thabrani dalam Mu'jam al-Ausath no.8115 Bab Mim)

Dalam buku 'Tuntunan Ramadlan' yang disusun oleh PP Muhammadiyah, terdapat dua bacaan yang dianjurkan untuk dibaca selepas sholat witir. Pembacaan doa ini dilakukan sebanyak tiga kali dengan suara yang nyaring, berikut merupakan bacaannya:

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

Subhaanal malikil qudduus.

Artinya: "Maha Suci Allah yang Maha Merajai dan yang Maha Bersih" (3x)

رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

Rabbil malaikati war-ruhhi

Artinya: "Yang menguasai para malaikat dan ruh/Jibril" (1x)




اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allahumma inni a’udzu biridhaoka min sakhotika wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik


Artinya,”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan ridha-Mu dari murka-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dengan ampunan-Mu dari hukuman siksa-Mu. Dan, aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian atas-Mu sebagaimana pujian-Mu sendiri atas diri-Mu.”






Komentar

Tampilkan

  • Jadwal Waktu Imsak dan Maghrib di Jember 1445H, Ahad 24 Maret 2024
  • 0

Terkini

Topik Populer

Advertisement