Jember,kabarejember.com
---Ketua Paguyuban Petani Jember (Panijem) Kabupaten Jember Totok Sumianta menegaskan bahwa program Panijem dalam waktu dekat adalah akan menindaklanjuti masalah pupuk. Karena, pupuk menurut penilaian Panijem merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat vital dan mendesak bagi petani.
Karena, kebutuhan pupuk bagi petani sudah sesuai jadwal dan pemakaiannya tidak bisa ditunda. Justru kalau pupuk tidak tersedia saat pemupukan akan berdampak pada pertumbuhan tanaman.
Oleh karena itu, kondisi yang terjadi di petani saat ini, kebutuhan pupuk dinomor satukan. Bahwa petani membutuhkan solusi cepat dan tepat untuk mengatasi tanamannya dengan pupuk.
“Masalah pupuk ini masalah klasik yang dihadapi petani. Padahal, masalah pupuk ini bukan hanya setahun dua tahun dialami petani, tapi tahunan,” terang Totok yang juga seorang jurnalis.
Anehnya, kata Totok, kondisi masalah pupuk yang dihadapi petani ini sudah diungkapkan dan disampaikan ke pihak yang mengambil kebijakan dan keputusan. “ Petani rasanya sudah jenuh dan capek kepada sikap pengambil kebijakan. Padahal, pupuk itu pupuk kimia,” terang mantan wartawan Jawa Pos Radar Jember.
Menurut kajian dan penelitian para pakar dan ahli kimla, bahwa kandungan pupuk kimia yang ada itu dapat merusak tanah. Karena tanah dibombardir pupuk kimia tanpa ada batasannya.
“Coba kita amati dan cermati , dari penelitian para pakar dan ahli terkait pupuk kimia bahwa pupuk itu beracun dan merusak tanah. Kenapa pengambil kebijakan dari pusat sampai daerah tidak menghentikan itu semua,” tegas jurnalis yang demen berpenampilan sederhana ini.
Sebetulnya, jelas Totok, langkah yang diambil pemerintah sekarang ini mencabut atau meniadakan subsidi pupuk kimia, Panijem sangat mendukung full tanpa batas. Kenapa, karena petani harus memanfaat organik untuk semua tanaman, sehingga bebas dari pupuk kimia.
“Peralihan pupuk kimia ke pupuk organik ini akan kami perjuangkan. Karena, itu solusinya yang terbaik dari yang baik,” jlentrehnjlentreh
Jika solusi itu tidak tepat akan mengakibatkan petani semakin terpuruk. “Bagaimana tidak terpuruk kondisi tanamannya sudah memasuki jadwal pemupukan. Jelas, jika tidak pupuk, pertumbuhan tidak akan normal,” ungkap Totok. (tim*)